3 PENYEBAB DAN SOLUSI ATASI TURUNNYA IMAN

3 PENYEBAB DAN SOLUSI ATASI TURUNNYA IMAN

Oleh: Siti Maysaroh. Email: maysarohoperator@gmail.com

 

Kata Pengantar

Assalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh

Sebagai awal kata, kiranya tiada sepatah kata pun yang pantas kita ucapkan kecuali hanyalah panjatkan tasbih dan tahmid keharibaan Ilahi Rabbi Dzat yang menguasai semua makhluk dengan segaala kebesaran-Nya yang senantiasa melimpahkan rahmat, hidayah serta karunia-Nya kepada diri kita, Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta sahabat, kerabat dan pengikutnya. Sehingga memacu penulis untuk senantiasa bersemangat demi mencari keridhoan dalam kehidupan dunia dan kehidupan akhira.

Sudah pasti berkat rahmat Allah lah tulisan sederhana ini dapat selesai, nantinya diharapkan
dapat menjadikan diri kita lebih baik lagi pada hari esok. Sehingga kita dapat memberikan ungkapan yang baik atas adanya suatu kejadian

Pendahuluan

Iman merupakan fondasi sekaligus miftahul jannah (kunci pembuka pintu syurga) bagi setiap muslim. Iman menjadi landasan dan akar bagi unsur-unsur keberagamaannya yang lain. Di samping itu, iman juga merupakan penentu tentang sah atau tidaknya amal ibadah yang dilakukan oleh seseorang jika tidak disertai niat karena Allah  sekaligus menentukan kulitas ibadah dan amaliah yang dilakukan seseorang. M. Quraish Shihab berpendapat bahwasannya “Iman yang benar akan melahirkan aktivitas yang benar sekaligus kekuatan
menghadapi tantangan”

Setiap manusia pasti ada titik dimana imannya akan menurun, maka dari itu penulis mencoba menguraikan dalam judul tulisan 3 Penyebab dan Solusi Atasi Turunnya Iman, dimana fenomena saat ini banyak sekali hal-hal yang menggoyahkan keimanan, sehingga muncullah pertanyaan apa penyebab keimanan itu menurun?. Bagaimana solusi dari turunnya iman?

Pembahasan

Sebagai seorang mukmin, kita sering merasakan turunnya semangat beribadah dan sebaliknya. Hal ini disebabkan kondisi iman yang tidak stabil. Naik turunnya iman adalah sesuatu yang lumrah. Imam Sufyan As-Tsauri berkata:

الإيمانُ يَزيدُ ويَنقُصُ

Iman bertambah dan berkurang

Selain itu, Imam Ibnu Abdil Barr berkata, “Iman menurut mereka (para ulama) bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan maksiat.”

Dengan demikian, kadar Iman selalu berbanding lurus dengan kadar amal shaleh. Kondisi turunnya iman sering dikenal dengan futur.

Kata futur berasal dari bahasa Arab (فتور) yang berarti keadaan lemah setelah kuat, atau malas setelah rajin. Futur biasanya berkaitan dengan menurunnya kuantitas amal shaleh seorang hamba. Ketika iman turun, maka biasanya produktivitas amal shaleh juga akan menurun.

Penyebab dan solusi futur

Sebelum menemukan solusi mengatasi futur, kita harus mengetahui penyebab-penyebab futur. Ulama menegaskan ada beberapa faktor yang menimbulkan keadaan futur:

 

1. Lingkungan

 Manusia terlahir dalam keadaan suci dari dosa. Rasulullah bersabda:

مَا مِنْ مَوْلُودٍ إِلاَّ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ

Tidak ada seorang anakpun yang terlahir kecuali dia dilahirkan dalam keadaan fitrah. Maka kemudian kedua orang tuanyalah yang akan menjadikan anak itu menjadi Yahudi, Nasrani atau Majusi (HR. Bukhari no. 1358).

Ulama hadis Imam Ibnu Abdil Barr menjelaskan bahwa pendapat yang terkenal di kalangan ulama salaf tentang makna fitrah adalah Islam. Pendapat ini didukung oleh hadis bahwa setiap anak lahir beragama islam (HR. Muslim no. 2658).

Orang tua adalah lingkungan terdekat seorang anak. Walaupun setiap anak lahir dengan mengakui keesaan Allah, lingkungan dapat mengubahnya menjadi orang dengan keyakinan berbeda.

Begitu juga dengan kualitas iman. Lingkungan berpengaruh besar terhadap kualitas iman seseorang, karena manusia tak bisa berlepas diri dari lingkungannya. 

Lingkungan yang dimaksud tidak hanya orang tua, tapi juga teman, sekolah, media sosial, dan lain sebagainya. Hal ini sejalan dengan analogi Rasulullah tentang perbandingan berteman dengan penjual parfum dan pandai besi.

Berteman dengan penjual parfum akan membuat kita mendapatkan bau wanginya. Sedangkan berteman dengan pandai besi akan membuat kita terkena bau terbakarnya (HR. Bukhari no. 2101).

Iman akan meningkat saat seseorang berteman atau tinggal di tempat orang yang menjaga iman mereka. Sebaliknya, saat teman, keluarga, atau tetangga di sekitar tempat tinggal seseorang banyak bermaksiat, imannya akan terpengaruh walaupun sedikit.

Solusi untuk mengatasinya adalah menemukan atau menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan iman kita. Sebagai orang tua, ciptakan suasana rumah yang damai, dan ajak anak untuk bersama-sama ibadah sejak dini.

Orang tua juga hendaknya menjauhkan anak dari lingkungan yang akan menjauhkannya dari kebiasaan taat, mulai dari sekolah, hingga lingkungan bermainnya.

Cara lain yang dapat kita lakukan adalah dengan bergabung dalam komunitas orang-orang yang sama-sama ingin meningkatkan kualitas ibadah dan iman. Dengan begitu, akan terbentuk lingkungan yang saling menyemangati untuk kebaikan.

 

2. Maksiat

 Allah memberi kita porsi waktu yang sama: 24 jam. Kita bebas menggunakannya untuk kebaikan ataupun keburukan. Maksiat adalah salah satu penyebab futur yang paling fatal.

Maksiat menyebabkan turunnya kualitas iman. Ketika iman turun, keinginan untuk beramal shaleh ikut menurun. Selain itu, maksiat menyita waktu untuk berbuat baik.

Salah satu contoh maksiat yang merusak amal ibadah ada dalam firman Allah:

اِنَّمَا يُرِيْدُ الشَّيْطٰنُ اَنْ يُّوْقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاۤءَ فِى الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللّٰهِ وَعَنِ الصَّلٰوةِ فَهَلْ اَنْتُمْ مُّنْتَهُوْنَ - ٩١

Sesungguhnya setan hanyalah bermaksud menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu melalui minuman keras dan judi serta (bermaksud) menghalang kamu dari mengingat Allah dan (melaksanakan) shalat, maka tidakkah kamu mau berhenti? (QS. Al-Maidah [5]: 91).

Minum khamr (minuman keras) dapat memalingkan seorang hamba dari berzikir kepada Allah dan shalat. Ketika seorang mabuk, mustahil baginya melaksanakan shalat atau berdoa hingga ia kembali sadar.

Jika seorang muslim mulai merasakan turunnya kuantitas dan kualitas ibadahnya, maka ia perlu mengevaluasi aktivitasnya, apakah ada maksiat yang ia lakukan. Setelah itu,  dia dapat mulai menguranginya, dan mengisi waktu yang tersisa dengan amal shaleh.

Dengan konsistensi dan tekad yang kuat, keinginan untuk bermaksiat akan berkurang dengan sendirinya, dan iman akan terjaga stabilitasnya.

Setelah mengurangi maksiat, seorang muslim juga dapat memulai kurikulum ibadahnya sendiri. 

Ulama menyarankan agar kita memulai dengan ibadah yang ringan. Mulai dari merutinkan ibadah wajib, hingga ibadah-ibadah sunnah yang ringan seperti shalat dhuha dua rakaat dan witir. Jika sudah terbiasa dan konsisten, baru menaikkan intensitasnya dengan ibadah sunnah lainnya. Karena berlebihan dalam ibadah dapat menyebabkan futur kembali.

Setiap muslim harus mempunyai keyakinan bahwa mereka bisa beribadah. Karena Allah tidak pernah membebani hamba melewati batas kemampuannya (QS. Al-Baqarah [2]: 286).

 

3. Cinta berlebihan terhadap dunia

 Dunia adalah tempat mencari bekal akhirat. Maka dari itu, dunia hendaknya tidak menjadi tujuan akhir, tapi jembatan untuk meraih akhirat. Namun, manusia sering terpeleset dan terlalu fokus pada dunia hingga melupakan kehidupan akhirat.

Allah memerintahkan setiap muslim untuk mencari pahala akhirat, dengan tidak melupakan dunia. Allah berfirman:

وَابْتَغِ فِيْمَآ اٰتٰىكَ اللّٰهُ الدَّارَ الْاٰخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا - ٧٧

Dan, carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (pahala) negeri akhirat, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia (QS. Al-Qasas [28]: 77).

Cinta berlebihan pada dunia akan menyita banyak waktu untuk amalan akhirat. Allah memperingatkan hamba-hambanya tentang bahaya cinta dunia dalam banyak ayat. Karena dunia bahkan dapat menggiring manusia meninggalkan jalan kebenaran (QS. Ibrahim [14]: 3).

Mengalokasikan terlalu banyak waktu untuk kesenangan dunia akan mengurangi energi untuk beribadah. Misalnya, ketika seseorang bekerja terlalu keras hingga lupa waktu shalat. Niat hati mendapat promosi di kantor bukan berarti harus meninggalkan shalat Zuhur, Ashar, Magrib, dan seterusnya. 

Rasulullah mengajarkan bahwa solusi mengatasi cinta berlebihan kepada dunia adalah dengan mengingat mati. Rasulullah bersabda:

أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ، فَمَا ذَكَرَهُ عَبْدٌ قَطُّ وَهُوَ فِي ضِيقٍ إِلَّا وَسَعَهُ عَلَيْهِ، وَلَا ذَكَرُهُ وَهُوَ فِي سَعَةٍ إِلَّا ضَيِّقَهُ عَلَيْهِ

Perbanyaklah banyak mengingat pemutus kelezatan (yaitu kematian) karena jika seseorang mengingatnya saat kehidupannya sempit, maka ia akan merasa lapang dan jika seseorang mengingatnya saat kehidupannya lapang, maka ia tidak akan tertipu dengan dunia (sehingga lalai akan akhirat) (HR. Ibnu Hibban no. 2993).

Setelah berusaha mengamalkan solusi-solusi di atas, maka hendaknya kita mencari pembimbing yang baik.

Setiap orang butuh tempat bertanya. Dalam berguru, kita disarankan agar mencari guru yang mengingatkan kita untuk dekat dengan Allah. Carilah guru yang dapat membimbing kepada kebaikan. Kebaikan yang dimaksud berupa ilmu, iman, dan wawasan.

Tanpa ilmu, iman akan mudah goyah. Tanpa iman, ilmu mungkin saja digunakan untuk keburukan. Jika keduanya sudah ada, tapi wawasan kurang, maka seseorang akan mudah menyalahkan orang yang memiliki cara ibadah yang berbeda.

Untuk itu mari kita jaga kualitas dan stabilitas iman kita dengan menstabilkan amal shaleh kita, dan membentuk lingkungan yang membangkitkan semangat ibadah. Selain itu, kita juga harus menempa diri untuk menjauhi maksiat, dan berdoa agar senantiasa taat kepada Allah. 

Salah satu doa yang dapat diamalkan adalah:

Ya Allah, anugerahkanlah untuk kami rasa takut kepada-Mu, yang dapat menghalangi antara kami dan perbuatan maksiat kepada-Mu, dan (anugerahkanlah kepada kami) ketaatan kepada-Mu yang akan menyampaikan Kami ke surga-Mu (HR. Tirmidzi no. 3502).

 

Penutup

Semoga dengan kisah diatas kita dapat memetik nilai hikmah dan dapat kita terapkan dalam kehidupan keseharian. Oleh karena itu, mari kita mulai berbenah dengan amaliyah dan memantapkan ubudiyah kita agar terhindar dari sikap yang dapat menyakiti orang lain seperti yang telah dicintohkan pada kisah Hatim Al-Ashom serta budak dari kholifah Harun Al-Rasyid di atas. Aamiin…

Wallahu a’lam bishowab, al-afwu minkum

Wassalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh

 

Daftar Pustaka:

Al-Qur’an Dan Terjemah

Hadist

Buku : Membumikan Alquran

1 Komentar

  1. Free Soccer Betting Tips - stillcasino.com 우리카지노 마틴 우리카지노 마틴 1xbet 1xbet 메리트 카지노 주소 메리트 카지노 주소 5901New & Promotional Offers in December 2021 - ChoGiocasino

    BalasHapus